NGE-MALL VS NONGKRONG : Ajang Menunjukkan Kelas Ekonomi

(Pelajar yang Nge-Mall di Galeria : Elisa)
Nongkrong menjadi bagian dan gaya hidup sebagian besar pelajar SMA/K di Yogyakarta. Tempat tongkrongan pun bisa menunjukkan golongan ekonomi pelajar itu sendiri. Semakin hingh class tempat tongkrongan, menandakan bahwa kelas ekonomi berada di rata-rata ke atas. Salah satu contohnya nge-mall sepulang sekolah.
Faktor yang melatarbelakangi pelajarpun banyak hal. Nge-mall dan nongkrong sebenarnya memiliki esensi arti yang sama, yaitu kumpul-kumpul bersama teman. Hanya soal istilah pergaulan remaja saja. Sehingga tidak harus di mall, hengout bersama teman-teman dimanapun tempatnya, intinya ngobrol-ngobrol bareng sambil nongkrong. Bahkan di warung burjo maupun di angkringan juga salah satu bentuk tongkrongan anak-anak pelajar.
Muhammad Siddiq Nurudin, siswa dari SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta, salah satu pelajar yang suka nongkrong bersama teman-temannya lebih memilih ke tempat Kopi Jos, Blandongan dan Borjo yang tidak jauh dari sekolahnya. Baginya nongkrong tidak harus ke mall, selain lapar mata akan menguras dompet sekali jalan ke mall. “Tentunya menyessuaikan kantong kita sebagai pelajarlah, yang penting tempatnya rame, nyaman dan relative murah”, ungkapnya ketika ditanya alasan memilih tempat tersebut sebagai tongkrongan mereka.

“Yang suka nongkrong itu biasanya anak cowok!” kata Wahyu Puji Astuti.
Laki-laki dan perempuan ternyata memiliki kebiasaan yang hampir sama. Nongkrong tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, perempuan juga sering nongkrong. Seperti yang dilakukan oleh Bening Puspitasari dan kawan-kawannya sering nongkrong di Es Bangjoe dan Mie Ayam Oriental. Siswi dari SMK di STEMBAYO kelas X, di samping nongkrong mereka saling bertukar cerita, bahasa kerennya curhat.
“Darah muda, darahnya para remaja” petikan lagu inilah yang mewarnai tongkrongan mereka lebih asik dan betah berlama-lama di tempat tersebut. Pelajar perempuan dan laki-laki sama saja, seperti yang diungkapkan Muhammad Siddiq Nuruddin dan teman-temannya, selain nongkrong ternyata memiliki motif lain menghilangkan penat. “Selain itu paling ngobrol geje guyon, sama godain gadis lewat”, terangnya sambil tertawa. Tidak jauh beda dengan tongkrongan Bening Puspitasari dan kawan-kawannya, ternyata juga sering membicarakan laki-laki yang “wow” saat melewat mereka akan menjadi bahan obrolan dan bahan guyon.
Foto : Elisa
Itulah tongkrongan pelajar SMA/K dari sudut pandang kantong hemat, bagaimana pendapat mereka tentang tongkrongan anak SMA/K yang hingh class. Seperti yang penulis lakukan selama dua hari berturut-turut pada tanggal 11 hingga 13 April 2013, banyak pelajar SMA/K yang jalan-jalan ke mall di antara pukul 10.00 hingga 14.30 di Galeria mall Yogyakarta. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan seragam identitas anak SMA. Mereka sekedar makan dan main game dengan membawa gadget seperti Iphone, tablet, dan kamera mewah sekedar bernarsis.
Wahyu Puji Astuti yang duduk di kelas XI IPS di SMA 1 Kalasan, melihat fenomena nongkrong di mall berpendapat bahwa semua aktifitas tersebut ada baiknya dan ada pula buruknya. Sisi baiknya dapat bermain berkumpul bersama teman-teman untuk menghilangkan suntuk, sedangkan sisi tidak baik menurutnya membuang-buang waktu dan menimbulkan efek negatif berupa ketergantungan jalan-jalan ke mall. “Nongkrong tuh kadang-kadang saja, sisa waktu luang lumayan di manfaatkan untuk membuat tugas”, tambahnya.
Hampir sama yang ungkapkan oleh Pelajar yang aktif di organisasi kampung, Bening Puspita Sari, baginya nongkrong di mall kurang baik, karena menghabiskan duit, tetap saja itu mall tempat umum, memakai seragam sekolah bisa mencemarkan nama sekolah jika terjadi penyimpangan. “Ah, bisa saja itu hanya gaya-gaya doang, paling cuma nongkrong jarang jajan”, ungkap Muhammad Siddiq N saat ditanya soal pendapatnya tentang fenomena nge-mall para pelajar.
Sebut saja Niken, salah satu pelajar yang sekolah di Stella Duce yang wartawan BIAS temui di mall Galeria saat mengobservasi. Perihal tentang kebiasaannya nge-mall bersama teman-temannya bagi mereka tidak mempermasalahkan harga dan tempatnya. “Tidak semua makanan di mall itu selalu mahal kok, ada juga yang harganya miring, harganya hampir sama dengan harga rumah makan yang harganya miring”, paparnya kepada Wartawati BIAS. (ELISA)

Tulisan di muat di Tabloid BIAS
Edisi 1, 2013 
NGE-MALL VS NONGKRONG : Ajang Menunjukkan Kelas Ekonomi NGE-MALL VS NONGKRONG : Ajang Menunjukkan Kelas Ekonomi Reviewed by elisa on Thursday, June 06, 2013 Rating: 5

1 comment:

  1. Nyari tempat hangout cantik di daerah bilangan Jakarta Pusat? DIsini nih tempatnya! » http://bit.ly/1MkenpV #Kuliner

    ReplyDelete

Sahabat

Powered by Blogger.